Kamis, 25 September 2008

fenomena tarbiyah

Rabu, 2008 Juli 16
Tarbiyah Yes, PKS No

Dalam sebuah diskusi dengan beberapa murobby muncul sebuah pertanyaan yang sebenarnya, tanpa terucap-pun sudah banyak kita rasakan.
Dengan lugas salah satu murobbi bertanya, “bagaimana kita menyikapi fenomena kader di “bawah” yang mengatakan saat ini banyak (semoga hanya kesimpulan pribadi-red) kader yang mengusung jargon tarbiyah YES, PKS NO dikarenakan akumulasi kekecewaan terhadap PKS? Sebagai contoh, misalnya saja karena :
1. Image PKS yang perilaku politiknya mengikuti logika politik partai2 lainnya, sehingga khalayak tidak mudah lagi membedakan antara politikus PKS dengan politikus partai lain.
2. Kader di”bawah” yang notabene menjadi ujung tombak informan bagi khalayak, karena tidak memiliki informasi yang memadai dan up to date. Sering dibuat “kebingungan” bagaimana harus menjawab opini yang dihembuskan kepada khalayak, yang berujung kepada “dzon” disebabkan oleh sulitnya kader “dibawah” mendapatkan channel informasi yang “dekat dihati kader”
Sebagai KADER INTI tentu saya yakin, ketika kita mendapati 2(dua) kondisi di atas kita akan mengedepankan “huznudzon” dan sambil menanti kapan “kita jalan-jalan ke DRN”, dengan harapan di DRN akan ada penjelasan POSITIF yang bisa menjadi bekal kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul di sekitar kita, meski seringnya “terlambat”.
Sebelum ke DRN? Jangan ditanya, mungkin Kader Inti pun kelimpungan, menata hati supaya bibit dzon tidak berkembang biak, dan berbekal sikap bijak menasehati binaan dengan kesabaran, keikhlasan dan ketsiqohan………
Menurut saya, sangat bijak bila dalam melihat kekecewaan-kekecewaan kader di bawah, kita melakukan flash back, bahwa bagaimanapun kader yang dibentuk oleh jama’ah ini adalah kader yang tumbuh dan berkembang melalui tarbiyah. Yang memunculkan kader-kader dengan militansi luar biasa dalam ketaqwaannya, dan tidak mengenal area Abu-abu. Yang ada bagi kader melihat segala sesuatunya dengan hitam dan putih, yang selalu terdikotomi dan mudah untuk dideteksi, sehingga hati merasa tenang dalam berjihad.
PKS terkini tentu tidak berada dalam area Abu–abu bukan ? Maka mengkomunikasikan politik PKS, harus diyakini, pun bisa menjelaskan hitam dan putihnya secara cepat dan akurat. Dan jargon bersih, peduli & profesional-pun, dengan yakin mampu menenangkan jiwa-jiwa militansi kader dan menggenjot semangat jihad siyasi-nya, pun masih dengan syarat menghadirkan jajaran elit PKS yang terbukti sebagai kader-kader yang bersih dari image negative di masyarakat.
Kita jangan pernah menganggap remeh tentang fenomena : “Tarbiyah Yes PKS No” yang muncul dikalangan kader “dibawah”. Jika diabaikan berarti kita turut serta menggembosi kinerja untuk mendulang suara minimal 20 % di 2009. Telah banyak fenomena yang menggunakan istilah “ saya mau berdakwah kapanpun, dimanapun, tapi saya tidak mau atas nama PKS”………………..
Wallaahua’alam……….
(workload gak tinggi, jadi nulis aja dech….)

Tidak ada komentar: