Kamis, 25 September 2008

tarbiyah pks

Manifestasi Gerakan Tarbiyah. Bagaimana Sikap FSLDK ?
Posted on August 9, 2008 by putra purnama

Tarbiyah. Sebuah gerakan yang mengadopsi atau meniru Ikhwanul Muslimin di Mesir untuk diterapkan di Indonesia dalam melakukan pembinaan dan perekrutan anggota secara khusus untuk kepentingan gerakan atau perjuangan di lingkungan umat Islam. Gerakan Tarbiyah ini awalnya sekitar tahun 1970-an dan tahun 1980-an merupakan gerakan dakwah kampus, yakni melalui masjid-masjid kampus di ITB, IPB, UI, UGM, UNAIR, UNIBRAW, UNHAS, dan sebagainya. Kemudian menjadi sebuah gerakan yang mengerucut dan menamakan diri sebagai “Tarbiyah” dan akhirnya pada tahun 1998 ketika babak baru Reformasi di antara para aktivisnya mendirikan Partai Keadilan (PK) yang berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada tahun 2004. Di belakang hari PK/PKS menjadikan “Tarbiyah” sebagai bentuk sistem pembinaan dan perekrutan anggota. Karena itu, sebagai sebuah gerakan akhirnya Tarbiyah menjadi tidak dapat dilepaskan dari partai politik Islam yang bernama Partai Keadilan Sejahtera.

Jika dikaji pada aspek “manhaj” secara normatif atau teks formal semata, maka gerakan keagamaan seperti Tarbiyah tentu tidak masalah, dalam arti baik di dalam dirinya. Tetapi manakala dikaji dari aspek gerakannya, maka gerakan Tarbiyah atau gerakan apapun akan tampak sisi-sisi atau wajah lain yang memiliki karakter, ambisi, tujuan, dan target-target ideologis hingga politik. Dalam aspek manhaj atau normatif pun bahkan dapat diketahui perbedaannya. Dari sini maka memahami Tarbiyah sebagai sistem maupun gerakan tidaklah sederhana, namun cukup kompleks. Intinya, bahwa gerakan Tarbiyah berbeda dengan gerakan Islam lain, termasuk Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK). Boleh jadi karena sesama gerakan Islam maka terdapat titik-titik kesamaan, tetapi juga memiliki perbedaan, lebih-lebih ketika menjadi gerakan sekaligus sistem pembinaan dari sebuah partai politik Islam tertentu. Karena itu baik sama apalagi berbeda, maka gerakan Tarbiyah dengan nilai-nilai dan ideologi gerakannya tidaklah dapat dihimpitkan dengan FSLDK maupun lainnya. Jika ingin begitu, ya dirikan saja Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Tarbiyah (FSLDKT). Dan pastinya, lembaga dakwah yang ada didalamnya pun juga harus merupakan Lembaga Dakwah Kampus Tarbiyah (LDKT), bukan LDK (Lembaga Dakwah Kampus). Sehingga jelas bahwa FSLDKT memang menganut idelogi Tarbiyah.

Jika dilihat dari gerakannya, FSLDK sendiri merupakan gerakan Islam yang independen, dalam artian memiliki karakter, dan garis perjuangan tertentu sebagaimana sejarah kelahirannya pada sarasehan di UGM yaitu salah satunya sebagai sarana perwujudan akselerasi dakwah kampus dan bukan sebagai sarana pembinaan jamaah “Tarbiyah” ataupun sebagai sarana pengkaderan “Partai Keadilan Sejahtera”. FSLDK juga memiliki Komisi ke-LDKan, Komisi Jaringan Kemuslimahan dan Komisi Isu dan Keumatan, itu semua dibentuk sebagai sarana perwujudan akselerasi dakwah kampus serta untuk mewujudkan peran aktif LDK dalam menyikapi permasalahan keumatan. Karena itu, FSLDK berhak mengatur dan menjaga tatanannya serta harus dihormati oleh siapapun, termasuk dan apalagi oleh gerakan Islam lain yang sama-sama berada dilingkungan umat Islam. FSLDK memiliki hak bahkan kewajiban dalam dirinya untuk bebas dari campur tangan, infiltrasi, dan gangguan pihak manapun yang dapat memperlemah gerakannya. FSLDK pun tidak akan melakukan campur tangan dan mengganggu gerakan lain di negeri ini.

Sikap saling menghormati, toleransi, ukhuwah, kerjasama, dan menjaga batas-batas antara organisasi dan gerakan sesama umat Islam justru menjadi penting. Bukan saling menginfiltrasi, yang pada akhirnya dapat merusak bangunan dan kekuatan umat Islam secara keseluruhan. Persamaan bukan untuk diperhimpitkan apalagi menjadi alasan untuk saling mencampuri dan masuk ke rumah tangga antar sesama gerakan Islam. Perbedaan juga bukan untuk dipertentangkan apalagi menjadi benih konflik. Karena itu setiap gerakan Islam semestinya saling menjaga etika/akhlaq gerakan, kehormatan, kemandirian, dan tatanan gerakan lain di lingkungan umat Islam. Insya Allah jika sikap moderat seperti itu dipelihara dan dijunjung tinggi maka akan tercipta kemaslahatan dalam gerakan Islam di Indonesia

Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar: